Jumat, 11 November 2011

Warga Suku Anak Dalam Tewas Akibat Pengeroyokan Bertambah Satu

Warga Suku Anak Dalam Tewas Akibat Pengeroyokan Bertambah Satu

Senin, 12 September 2011 17:48 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,JAMBI--Akibat aksi pengeroyokan terhadap warga Suku Anak Dalam (SAD), yang dilakukan warga Dusun Sungailintang, Desa Pemenang, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Merangin, Jambi, Sabtu pekan lalu (10/9), korban yang tewas kini bertabah satu menjadi dua orang.

Korban dari warga SAD yang tewas kini dua orang yakni Saleh (25) yang tewas di lokasi kejadian dan satu lagi korban tewas Sabar (42) yang sempat dirawat di rumah sakit setempat dan meninggal dunia pada Senin (12/9) sekitar pukul 06.00 WIB, kata Wakapolres Merangin, Kompol Syamsul Priasmoro, saat dihubungi dari Jambi.
Korban Sabar sekitar pukul 06.55 WIB, menghembuskan napas terakhir, setelah mendapat perawatan di Rumah sakit Umum Kolonel Abunjani Bangko. Sebelumnya warga SAD bernama Sabar dan dua rekannya yang lain, bernama Debus (45) dan Thamrin (43), mengalami kritis akibat pukulan dalam aksi pengeroyok dan kini Debus dan Thamrin yang masih mendapat perawatan secara intensif di rumah sakit yang sama.
Syamsul menyatakan, pasca bentrok yang terjadi pada Sabtu (10/9) kondisi sudah kondusif dan polisi bersama pemerintah Kabupaten Merangin tengah berupaya untuk mempertemukan tokoh masyarakat kedua belah pihak untuk menghindari terulang kembali bentrok atau serangan balik dari pihak SAD.
Sampai saat ini kepolisian setempat belum melakukan pemanggilan satu orang pun dari kedua belah pihak untuk dimintai keterangan karena masih dalam mengumpul barang bukti. Peristiwa pengeroyokan itu terjadi pada Sabtu lalu sekitar pukul 13.00 WIB, Saleh bersama tiga orang temannya yakni Debus, Sabar dan Thamrin dengan menggunakan tiga sepeda motor sedang melewati sebuah jembatan, seusai mengambil buah jengkol untuk pulang ke tempat tinggalnya.
Tiba-tiba salah satu motor yang mereka tumpangi terbalik dan menurut mereka akibat diganggu salah seorang warga Desa Pemenang ketika itu sedang memancing di atas jembatan tersebut. Diawali kejadian perang mulut antara warga SAD dan warga desa itu, kemudian puluhan warga Desa Pemenang lain bersama kepala Desanya, yakni bernama Syaifudin, setelah mendengar keributan itu langsung mendatangi tempat kejadian.
Tujuan awal untuk melerai cekcok tersebut tetapi malah menimbulkan perkelahian massal dan amuk massa tidak terkendali sehingga perkelahian tidak seimbang dimana Warga Desa Pemenang yang unggul jumlah orang akhirnya dengan menggunakan pentungan, batu dan berbagai macam benda tumpul lainnya membabi buta memukuli keempat warga SAD.
Akhirnya, warga Desa Pemenang membubarkan diri setelah melihat salah seorang warga SAD bernama Saleh telah terkapar bersimbah darah dan akhirnya meninggal dunia ditempat kejadian. Nasib serupa dialami pula ketiga rekannya yang kini mengalami kritis dan terpaksa harus mendapat perawatan serius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar