Rabu, 30 November 2011

Karya Suku Anak Dalam Tak Malu-malu Lagi

Karya Suku Anak Dalam Tak Malu-malu Lagi

Kerajinan anyaman rotan buatan Suku Anak Dalam mulai dipasarkan keluar Jambi. Rajin mengisi berbagai pameran dan mulai merambah jalur pemasaran online. 
 
VHRmedia, Jakarta – Sekarang tidak perlu ke pedalaman Jambi untuk mendapatkan kerajinan tradisional khas Suku Anak Dalam. Kerajinan berbahan rotan buatan masyarakat adat Provinsi Jambi ini mulai dipasarkan melalui internet.

Usaha ini dirintis Evi Marlina, pengusaha kerajinan berdarah Jambi. Menurut dia, kerajinan tangan buatan warga Suku Anak Dalam kurang promosi, baik di Jambi maupun daerah lain di Indonesia.

Kerajinan berbahan baku rotan dan rumbai ini biasanya hanya dijual di rumah-rumah warga Suku Anak Dalam. ”Mereka hanya menunggu pembeli datang. Padahal, rumah mereka masuk hutan. Paling laku satu atau dua minggu sekali,” kata Evi Marlina pada Expo Wirausaha Mandiri di Jakarta Convention Centre, Kamis (20/1).

Evi mengajak para perajin bermitra usaha. Setidaknya kini berhasil mengajak 9 perajin bekerja sama. ”Tadinya saya targetkan 30 perajin, tapi karena pendekatan cukup sulit, 9 saja dulu,” ujarnya.

Motif kerajinan Suku Anak Dalam yang semula sederhana, kini dikembangkan sesuai permintaan pasar. Tidak hanya tikar dan bakul, perajin mulai membuat pernak-pernik suvenir khas Jambi seperti bunga melati hutan, bunga keladi hutan, bunga telipuk, dan gantungan kunci. ”Kami poles lagi dengan ide-ide kreatif, dikemas, lalu dipasarkan,” kata Evi.

Menurut Evi saat ini sudah ada 60 modifikasi kerajinan. Setiap bulan perajin mampu membuat ratusan produk. Kerajinan tersebut dijual di kampus-kampus di Jambi dan melalui internet.
Evi mengaku memulai usahanya dengan modal Rp 5 juta. Sekarang dia mampu meraup untung hingga belasan juta dan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat adat Suku Anak Dalam. Dia berharap kerajinan Suku Anak Dalam terus berkembang dan menjadi ciri khas Provinsi Jambi. (E1)
Foto: VHRmedia/Ema Arifah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar